Perkembangan Marketplace di Indonesia: Solusi atau Disrupsi?

Perkembangan Marketplace di Indonesia: Solusi atau Disrupsi?”. (Foto Doc Istimewa).

JAKARTA, Suaramerdekajkt.com
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyelenggarakan seminar online Literasi Digital bertema: “Perkembangan Marketplace di Indonesia: Solusi atau Disrupsi?”.

Menghadirkan Darma Rizka Aditya, Product Manager Lead pada PT. Tokopedia sebagai pembicara utama.

Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan Kominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Seminar Literasi Digital memiliki beberapa tujuan, diantaranya mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan binis.

Memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat. Memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh APTIKA.

Mendorong dan memotivasi agar masyarakat Indonesia mampu menjadi pelaku Industri Startup dan Ekonomi Digital demi meningkatkan kesejahteran.

Serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.

Dede Indra Permana, S.H. dalam paparannya mengatakan, pentingnya meningkatkan literasi digital dan menghimbau peserta agar memanfaatkan era digital ini.

“Selain tetap produktif menaati protokol kesehatan, dan mendukung berbagai kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah,” katanya secara daring Jumat (20/8/2021).

Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc menambahkan, aktivitas masyarakat telah berubah dikarenakan terjadinya pandemi dan perkembangan teknologi. Hal tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang yang dimiliki oleh masyarakat.

“Saya berharap tercipta masyarakat digital yang memiliki literasi digital yang mempuni,” katanya.

Kominfo dan stakeholder lainnya terus berupaya agar terciptanya masyarakat yang memiliki literasi digital yang tinggi. Dengan dukungan masyarakat luas, tujuan mencapai masyarakat melek digital diharapkan dapat terlaksana.

Darma Rizka Aditya dalam makalahnya berjudul, “Peluang Pengembangan E-commerce bagi Ekonomi Indonesia”, menjelaskan bahwa telah terjadi perkembangan pada aspek teknologi industri atau yang biasa dikenal oleh revolusi industri.

Hal ini berefek pada meningkatnya pertumbuhan e-commerce, hingga Indonesia menempati peringkat satu dunia dalam hal penggunan e-commerce.

Saat ini, menurut dia, terdapat empat perusahaan start-up local yang menduduki kelas Unicorn, yaitu Tokopedia, Bukalapak, Gojek, dan Traveloka.

“Ekonomi digital di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar, pernyataan ini didukung oleh porsi ekonomi digital Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara,” katanya.

Pada tahun 2025 nilai transaksi ekonomi digital diproyeksikan akan menyentuh angka Rp 1.826 triliun.

E-commerce memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh kalangan, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Sebanyak 64,2 juta atau 99,99% unit usaha Indonesia merupakan UMKM.

Momentum ini harus berhasil dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan pasarnya menjadi lebih besar. “Agar para pelaku UMKM dan Indonesia memperoleh dampak kemajuan ekonomi yang signifikan,” pungkasnya. (Bb-69)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *