
JAKARTA, Suaramerdekajkt.com – Untuk mendukung kemajuan bioteknologi kesehatan di Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, Pfizer Indonesia dan Tenggara Strategics mengundang mahasiswa program studi (prodi) bioteknologi kesehatan di Indonesia untuk beradu gagasan dalam menciptakan inovasi maupun berbagi sumbangsih pemikiran terhadap penyusunan roadmap perkembangan bioteknologi kesehatan melalui program Pfizer Biotech Fellowship.
“Dalam program ini, mereka nantinya juga berkesempatan untuk bertukar pikiran dengan peneliti profesional, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk dapat semakin mengembangkan wawasan mereka,” ujar Policy and Public Affairs Director Pfizer Indonesia, Bambang Chriswanto secara virtual, Selasa (10/8).
Salah satu organisasi riset internasional yang akan terlibat adalah Multi Regional Clinical Trials Center of Brigham and Women’s Hospital and Harvard (MRCT Center). Mereka akan berbagi pengalaman dan keahlian mulai dari pengembangan obat inovatif dan penelitian di bidang bioteknologi kesehatan.
“Kami percaya dengan dukungan dan bimbingan yang mumpuni, mahasiswa dapat menghadirkan gagasan-gagasan yang dapat memberikan kontribusi nyata pada perkembangan bioteknologi Indonesia,” terangnya.
Bambang menjelaskan bahwa program Pfizer Biotech Fellowship menjadi sarana bagi mahasiswa dan civitas akademika lainnya untuk mengasah pemikiran sekaligus membuka wawasan melalui kompetisi antar mahasiswa dan diskusi interaktif bersama kelompok peneliti profesional dari dalam maupun luar negeri.
Pfizer Biotech Fellowship mengundang peserta dari 11 Fakultas Bioteknologi di Indonesia. Kesebelas kampus tersebut adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Andalas, Universitas Jember, Universitas Surabaya, Unika Atma Jaya, Universitas Esa Unggul, Universitas Pelita Harapan, i3L, Universitas Kristen Duta Wacana, dan Universitas Teknologi Sumbawa.
“Program beasiswa yang diberikan bersifat tidak mengikat dan tidak merupakan bagian dari proses rekrutmen perusahaan,” tuturnya.
Sementara Direktur eksekutif Tenggara Strategics, Riyadi Suparno menambahkan melalui program ini nantinya para mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan manfaat berupa mentorship dari peneliti profesional serta dana pendidikan yang dapat digunakan untuk melanjutkan riset.
“Penerima manfaat program ini tidak hanya ditujukan bagi mahasiswa S1 saja, tetapi juga bagi mahasiswa S2 serta dosen dalam kategori program yang berbeda,” tambah Riyadi. (nya/69)