Indra Utami Lestarikan Keroncong Sampai Nanti.

Indra Utami Tamsir. (Foto Doc Pribadi IUT).

JAKARTA, Suaramerdekajkt.com — Musik keroncong sudah menjadi darah daging bagi Indra Utami Tamsir. Penyanyi yang dijuluki sebagai The Next Waljinah ini terus berusaha untuk tetap menghidupkan musik keroncong. Kali ini sang diva keroncong itu berikhtiar dengan menelurkan album terbarunya yang diberi judul “Sutra Dewangga”.

Album berisi sembilan lagu ini memilih pendekatan baru dengan menghadirkan sentuhan musik pop jawa keroncong.

“Untuk album yang sekarang memang keluar dari pakem sebelumnya. Pilihan pop Jawa keroncong ini saya pilih untuk membuat musik ini agar diterima masyarakat umum, khususnya kaum milenial,” kata Indra di Jakarta, Selasa (10/8/2021).

Sebagai kearifan budaya negeri, Indra Utami menilai musik keroncong sangat perlu ditransformasikan kepada kaum muda masa kini. Potensi itu, kata dia, sebenarnya sudah tampak ketika mendiang musisi Didi Kempot mampu memberikan magnetnya dengan lagu berbahasa Jawa.

“Artinya kita yang harus bisa mengikuti perubahan zaman. Di sinilah tantangannya bagaimana mengemas musik keroncong itu bisa diminati juga oleh generasi sekarang. Tentunya harus ada beberapa perubahan,” kata musisi yang memiliki akronim IUT ini.

Di dalam album ini, IUT menghadirkan sembilan lagu berlirik bahasa Jawa.

Untuk lirik tujuh lagu yang ada di album ini merupakan buah karya Indra Utami. Sisanya, merupakan karya Budi L Tandang. Budi merupakan musisi yang pernah menjadi aktor di balik album “Nggayuh Katresnan” yang sukses mengantarkan Indra Utami menerima penghargaan sebagai Penyanyi Keroncong Terbaik AMI Award 2013.

“Beliau sudah memahami karakter saya. Itulah sebabnya beliau kembali terlibat di album ini,” kata ibu beranak tiga ini.

Perihal pemilihan judul Sutra Dewangga untuk album ini, Indra Utami mengaku terselip adanya filosofi besar.

Sutra Dewangga itu mengandung arti kita semua adalah dewa dengan perannya untuk menebarkan kebaikan. Lalu sutra menyimpan makna indah, lembut, mewah dan mahal. “Jadi melalui album ini saya ingin menyampaikan bahwa musik keroncong itu indah dan mewah,” ujarnya.

Untuk menandai hadirnya album kelima ini, Indra Utami menggelar konser mini secara virtual. Dalam acara rilis album tersebut, putri sulung Indra Utami, Tara Adia, mengiringi lagu Kayungyun dengan permainan biola. Tara sendiri memiliki reputasi sebagai solois musik pop dan juga aktris di film Sara & Fei: Stadhuis Schandaal. Arahan sutradara Adisurya Abdy.

“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari launching album mama. Harapannya tentu saja semoga generasi seperti saya (milenial) menjadi tertarik dengan musik keroncong,” kata Tara, terpisah.

Indra Utami juga merasa senang dengan keterlibatan ketiga anaknya. Selain Tara, Indra Utami mengaku sangat bangga melihat kemampuan Intan (putri bungsu) yang menjadi dancer untuk lagu Kayungyun. Lalu ada juga Galuh yang menjadi host.

“Semoga Musik keroncong akan tetap lestari dengan keterlibatan mereka. Inilah ikhtiar saya untuk bisa melanjutkan kearifan musik negeri ini. Semoga usaha ini bisa memberikan manfaat bagi industri musik di Tanah Air,” pungkas Indra Utami. (Bb-69)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *