
SURAKARTA, Suaramerdekajkt.com – Gerakan pulang kampung mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) ber-Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode Agustus 2021 akan diikuti oleh 3.767 mahasiswa bersama dengan 385 Dosen Pembimbing Lapangan, yang akan melaksanakan KKN Tematik Membangun Desa, baik secara luring mapun daring, yang tersebar di 127 Kota/Kab.
“Perlu juga saya sampaikan, bahwa pada pelaksanaan KKN Tematik kali ini, UNS juga mengirimkan 178 mahasiswa pendidikan dokter, yang dapat diberikan tugas secara khusus untuk menyampaikan edukasi terkait pola-pola promotif dan preventif Covid serta protokol kesehatan kepada masyarakat, termasuk jika dibutuhkan untuk membantu melaksanakan program vaksinasi di daerah KKN,” ujar Rektor UNS, Jamal Wiwoho dalam Pelepasan Mahasiswa KKN Tematik UNS Membangun Desa secara virtual, Selasa (3/8).
Seperti diketahui bahwa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, nampaknya tidak menyurutkan nyali dan semangat para dosen dan mahasiswa untuk tetap mengabdi dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat. Karena mahasiswa dan masyarakat ibarat dua sisi dan sekeping mata uang.
“Artinya, mahasiswa pada hakekatnya merupakan representasi dari masyarakat, yang selanjutnya disebut sebagai komunitas intelektual, yang sudah selayaknya mendarmabhaktikan hidupnya semata-mata untuk kepentingan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Apalagi, lanjut Rektor UNS, aksinya turun secara langsung ke daerah untuk menemui saudara-saudaranya yang sedang menghadapi masalah adalah bagian yang paling mulia dari tugas Tri darma perguruan tinggi.
“Masyarakat sejatinya ingin diajak untuk menemukan solusi dan potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan daerah yang dikunjungi,” imbuhnya.
Rektor mengatakan bahwa saat ini sebagian besar masyarakat kita sedang dihadapkan pada krisis multidimensi, sebagai akibat dari tekanan berat pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum juga usai. Oleh karena itu, sangat tepat kiranya, jika jurus untuk mengatasi problem multidimensi adalah dengan pendekatan multidisiplin.
“Sehingga sangat tepat kiranya jika KKN yang melibatkan dosen dan mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu (multidisiplin) hadir menjadi juru selamat dalam membantu meredakan gangguan yang sedang dihadapi masyarakat saat ini,” katanya.
Menurutnya, dosen dan mahasiswa adalah aset berharga yang dimiliki bangsa ini dan yang dapat melakukan multiperan, termasuk dalam membantu penanggulangan bencana. Apalagi harapan besar masyarakat terhadap kemampuan dosen dan mahasiswa sebagai pemberi solusi masih sangat tinggi, karena kalangan akademisi dianggap tahu segalanya.
“Memang, tugas meyakinkan kebenaran kepada msyarakat adalah tugas berat dan tugas bersama kita. Oleh karena itu, kolaborasi, gotong royong dan kebersamaan diantara kita adalah salah satu amunisi terbaik kita untuk bisa keluar dari berbagai krisis,” ungkapnya. (nya/69)