BRIN Dorong Perkuat Ekosistem Riset dan Inovasi Energi Baru Terbarukan

SMJkt/Ist

JAKARTA, Suaramerdekajkt.com – Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) diyakini dapat memberikan solusi energi di masa depan dan memberikan banyak manfaat, tidak hanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga manfaat bagi lingkungan. Menurut Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kepala BRIN) Laksana Tri Handoko bahwa kebutuhan energi di Indonesia diprediksi akan terus meningkat seiring penambahan populasi, perubahan gaya hidup serta pertumbuhan ekonomi.

“Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia di masa depan, BRIN mendorong perkuat ekosistem riset dan inovasi energi baru terbarukan. Selain mengurangi emisi, pemanfaatan EBT juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.

Kepala BRIN mengatakan, untuk menyiasati ketergantungan Indonesia saat ini terhadap energi fosil, perlu rencana strategis untuk wujudkan ‘Kemandirian Energi Nasional’. Dia menyebutkan setidaknya ada lima kegiatan utama terkait energi baru terbarukan.

Di antaranya, pertama, penggunaan bahan bakar nabati yang berasal dari kelapa sawit, kedua, pemanfaatan biogas untuk penyediaan listrik di tempat-tempat terpencil. Ketiga, pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dalam skala kecil, keempat, pengembangan baterai listrik dan baterai lithium dengan teknologi fast charging, serta kelima, menjaga pengembangan teknologi nuklir.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melaksanakan beberapa program guna mengurangi emisi, yang berarti pula mengurangi pemanfaatan bahan bakar fosil.

Yakni melalui beberapa strategi, diantaranya mandatori biodiesel, co firing PLTU, pemanfaatan refuse derived fuel (RDF), biogas, penggantian diesel dengan pembangkit listrik energi terbarukan termasukan yang berbasis hayati, pemanfaatan non listrik/non biofuel seperti briket, dan pengeringan hasil pertanian.

“Kontribusi EBT pada bauran energi nasional tahun lalu baru mencapai 11,2 persen. Jumlah itu masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan target yang harus dicapai dalam waktu empat tahun lagi. Kami punya target di 2025 untuk mencapai 23 persen, dan target ini sungguh cukup berat karena saat ini kami juga mengalami dampak dari pandemi Covid-19,” kata Arifin Tasrif.

Kendati demikian, Menteri ESDM Arifin memaparkan, masih banyak potensi energi baru terbarukan di Indonesia yang belum dikembangkan. Salah satunya adalah pemanfaatan air laut untuk sumber energi arus laut yang memiliki potensi 17,9 gigawatt (GW).

Ia menyebutkan saat ini sebagian besar pemanfaatan EBT berasal dari energi hidro, panas bumi, dan bioenergi. Ia menyebutkan pengembangan variable energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin dinilai masih perlu ditingkatkan. (nya/69)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *