Perguruan Tinggi dan Industri Tak Bisa Berjalan Sendiri untuk Ciptakan Reka Cipta

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam (SMJkt/Prajtna Lydiasari)

BANDUNG, Suaramerdekajkt.com – Perguruan tinggi dan industri tidak dapat berjalan sendiri-sendiri untuk menciptakan ekosistem reka cipta. Namun sinergi tersebut bukan hanya saja antara perguruan tinggi dan industri, akan tetapi terdapat beberapa aspek pendukung lainnya yang biasa disebut dengan pentahelix.

“Sinergi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, perlu adanya keterlibatan berbagai pihak yang berkepentingan dalam menciptakan ekosistem reka cipta di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam.

Peran industri akan membantu sumber daya manusia (SDM) di perguruan tinggi untuk dapat meningkatkan kemampuannya sehingga akan lebih siap dalam bersaing di dunia kerja. Seperti contoh keterlibatan industri dalam penyusunan kurikulum karena kondisi dunia kerja yang akan terus berubah, atau melibatkan industri sebagai pengajar di kampus, sehingga memberikan pandangan mengenai dunia usaha dan dunia industri saat ini kepada mahasiswa.

“Sinergi pentahelix, diantaranya dari akademisi atau perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, komunitas/masyarakat sebagai penerima manfaat akhir dari setiap sinergi yang dihasilkan, dunia perbankan yang akan membantu dalam pengembangan usaha, dan pemerintah, serta di bantu oleh media,” terangnya.

Nizam menambahkan dengan sinergi pentahelix di tambah dengan media akan menciptakan kekuatan dalam membangun kedaulatan bangsa dan negara, terutama dalam membangun kedaulatan dan daya saing bangsa.

Kedaireka menciptakan kerja sama antara perguruan tinggi dan industri yang diakselerasi oleh Kedaireka dan pemerintah hadir dengan dana pendamping yang akan meminimalisir risiko yang akan terjadi dalam pengembangan inovasi hasil kerja sama antara perguruan tinggi dan industri.

“Kedaireka akan menjadi etalase bagi perguruan tinggi untuk menawarkan berbagai reka ciptanya kepada industri sebagai pilihan solusi untuk setiap permasalahan yang terjadi di industri,” tuturnya.

Impelementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka mendorong mahasiswa untuk magang di dunia kerja, sehingga akan menciptakan lulusan mahasiswa yang unggul dan siap untuk bersaing di era global. Selain itu, dosen pun didorong untuk melakukan magang di industri atau di lembaga-lembaga, sehingga dosen akan membawa dan membahas problematika di dunia kerja ke dalam kelas.

Sebaliknya, dalam implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka pun mendorong para profesional industri atau dunia usaha untuk hadir di kelas, sehingga mereka akan membawa problem nyata di lapangan untuk di diskusikan di dalam kelas.

Nizam mengatakan Indonesia di berkahi oleh sumber daya alam (SDA) dan SDM yang memiliki banyak kreativitas. Kreativitas tersebut dibuktikan dengan peringkat ke-5 Indonesia sebagai negara penghasil startup  terbanyak dan lima dari startup unicorn dan decacorn lahir di Indonesia.

“Lahirnya unicorn dan decacorn baru sangat tinggi kemungkinannya jika perguruan tinggi dengan para talenta dan inovasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi segera menghilir ke industri dan dengan gotong royong dan sinergi antara perguruan tinggi dan Indusri akan mempercepat pertumbuhan ekonomi negara dan kemajuan bangsa dan negara akan semakin cepat tercapai,” tambahnya. (nya/69)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *