Jakarta,Suara Merdeka.Com. –
Peristiwa hilangnya kapal MV. Nur Allya pada 21 Agustus 2019 lalu di perairan Halmahera Maluku Utara terungkap.
Tim investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyimpulkan, kapal bermuatan
nickle ore tersebut tenggelam.
Faktor utama tenggelamnya kapal milik PT Gurita Lintas Samudera tersebut, disimpulkan akibat muatan.
Disebutkan, kapal beserta muatan dan awaknya hingga kini masih berada di dasar laut dengan perkiraan kedalaman lebih dari 500 meter dan belum bisa diangkat
Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko dalam presentasenya pada keluarga korban dan awak media, Jumat (5/2/2021) menyimpulkan, kapal MV.Nur Allya yang menghilang itu telah ditemukan dan berada di dasar laut.
Penyebab tenggelamnya kapal bermuatan nickle ore secara mendadak dan sangat singkat itu adalah faktor muatan.
Disebutkan, hasil analisa berdasarkan bukti-bukti yang ada dan pendapat para ahli dari kalangan akademisi ITS memastikan, kapal
MV.Nur Allya yang bermuatan nickle ore mengalami likuifaksi, sehingga kapal tersebut terbalik dan tenggelam dalam waktu yang sangat singkat.
Dijelaskan, peristiwa tenggelamnya MV.Nur Allya sangat cepat, atau sekitar 30 menit sehingga awak kapal tidak bisa menyelamatkan diri dan tenggelam bersama kapal dan muatannya.
Selain cara mengatur muatan yang diduga kurang tepat, juga kandungan air nickle ore yang diangkut kapal MV.Nur Allya tersebut melebihi batas, sehingga mudah mencair.
Terlebih saat itu cuaca kurang bagus, hujan diikuti gelombang tinggi, sehingga saat terjadi likuifaksi, kapal miring dan tidak bisa terkendali. Sehingga terungkap , peristiwa tenggelamnya sangat cepat. Namun
keluarga korban tetap meminta tim SAR Gabungan kembali mencari kapal tersebut dan mengangkat bangkainya, untuk memastikan kapal tersebut benar-benar tenggelam dan berada di dasar laut.(bn)