JAKARTA, Suaramerdekajkt.com– “Panggung Adirasa Nusantara” atau Panganfest, adalah startup yang berikhtiar membantu para inovator pangan untuk melakukan hilirisasi, agar produk pangan inovatif mereka bisa semakin dekat dengan konsumen.
Panganfest juga menyiapkan panggung bagi inovator lokal di seluruh pelosok nusantara, agar mereka lebih visible di mata konsumen dan investor.
Panganfest, sebagaimana dijelaskan Rino Febrian, salah satu Founder Panganfest cum CEO Aio Inovasi, berikhtiar membantu proses upgrading menjadi “adirasa” agar lebih kompetitif di dalam persaingan global.
Ada tiga (3) fokus kegiatan dari Panganfest.
Pertama, membantu mendesain (ulang) tampilan produk pangan serta packagingnya agar lebih sesuai dengan selera kelas menengah, kelompok milenials, dan konsumen global. Kedua, membantu menyiapkan konten dan strategi digital marketing. Ketiga, menjadi promotor pameran atau festival pangan baik di dalam maupun luar negeri.
“Sekarang kita mulai dari Jogja. Berikutnya akan menyebar ke seluruh nusantara dan ke seluruh pojok dunia,” kata Rino Febrian salah satu Founder Panganfest cum CEO Aio Inovasi, Rabu (3/2/2021).
Rino Febrian Founder Panganfest cum CEO Aio Inovasi. (Dok Panganfest).
Rino Febrian menambahkan, dengan Panganfest diharapkan Indonesia akan menjadi leading future culinary destination, menjadi leader dalam future food innovation dan menjadi future food startup nation!
Rino Febrian, memastikan Panganfest akan menjadi “launching pad” kebangkitan pangan Indonesia.
Menurut alumnus Curtin University Perth Australian dan Universitas Gadjah Mada (UGM), itu dengan hadirnya platform digital ini, menjadi bentuk nyata bagi dirinya dan kawan kawan untuk berderma bagi kemaslahatan.
“Panganfest menjadi ruang kreatif digital yang menstimulus lahir dan tumbuhnya para inovator pangan lokal di seluruh nusantara dalam mengembangkan pengetahuan dan kearifan lokal terhadap keberagaman pangan nusantara,” katanya lebih lanjut.
Kerja-kerja inovasi ini menjadi kontribusi Rino dalam memaknai Indonesia yang beragam dan arif.
Dengan memberikan nilai tambah, baik dalam bentuk olahan maupun kemasan terhadap produk pangan, serta membangun hub innovation digital, Rino menginginkan Indonesia yang kuat secara ekonomi dengan berlandaskan pada kearifan lokal.
“Inilah elaborasi atas pengetahuan, kemajuan teknologi dan potensi lokal bernama pangan Nusantara,” tekan Rino.
Inovator Pangan.
Rini Febrian tidak sendirian, bersama kawannya, A Riza Azyumarridha Azra, Lulusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada juga berkontribusi meningkatkan ketahanan pangan Indonesia melalui Rumah Mocaf.
Terinspirasi dari perjalanannya di Sekolah Inspirasi Pedalaman Banjarnegara, Riza tergerak untuk berkontribusi dengan memanfaatkan sumber daya lokal, yaitu singkong yang diolah menjadi tepung Mocaf dengan brand Tepung Mocafine.
Tepung Mocafine merupakan tepung dengan keunggulan 100% gluten free, rendah kadar indeks glikemik dan kaya serta, kalsium dan fosfor. Tidak hanya itu bahan baku singkong dari rumah mocaf juga diproduksi secara organik dan 100% halal.
Selain itu, masih ada nama Rayndra dan Ella Rizki melalui Nira Lestari memproduksi makanan sehat dari tingkat lokal.
Nira Lestari memproduksi Vegan Nectar, Gula Semut dan VCO yang merupakan inovasi makanan sehat lokal yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Sebagai contoh, Gula semut produksi Nira Lestari memiliki kualitas standar internasional dan lebih rendah glikemik dibandingkan dengan gula Jawa tradisional.
Lalu, Nurhayati. Nurhayati merupakan lulusan Teknologi Pertanian yang menggeluti inovasi tempe lokal sehat dan non-GMO (Genetically Modified Organism) bernama Attempe.
Attempe berhasil mengangkat kedelai lokal yang memiliki kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kedelai import.
Tempe yang diproduksi oleh Attempe berasal dari kedelai lokal alami, tanpa rekayasa genetik. Produk yang dihasilkan oleh Attempe meliputi tempe segar, Attempe Chips, Tempe Instan dan Tempe Kaleng.
Forbil.
Jogja Music Week dan Panganfest lahir dari rahim Forbil. Forbil Institute adalah lembaga riset yang menghubungkan antara masyarakat, sektor bisnis, dan pemerintah.
Selain itu, Forbil juga mengadvokasikan correct policy dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia dalam Revolusi Industri 4.0. Seluruh kegiatan Forbil dilakukan untuk mendukung agenda nasional Making Indonesia 4.0.
Kegiatan utama Forbil Institute meliputi Riset Kebijakan, Kampanye Kebijakan, dan Advokasi Kebijakan. Kegiatan tersebut terwujud dalam beberapa bentuk seperti artikel, e-book, working paper, infografik, diskusi, dan lainnnya. (BB-69)