Sentral Pusat dari Kurikulum dan Pengajaran Harus Berfokus pada Industri

Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim dalam acara Apresiasi Pendidikan Vokasi kepada Dunia Usaha dan Dunia Industri melalui Live YouTube (SMJkt/Prajtna Lydiasari)

 

JAKARTA, Suaramerdekajkt.com – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sangat serius dalam pengembangan pendidikan vokasi. Salah satunya ditunjukkan dengan berbagai program yang mendukung link and match atau perkawinan massal antara pendidikan vokasi, baik itu sekolah menengah kejuruan (SMK) maupun Politeknik dengan industri.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa tujuan dari link and match, yaitu menyelaraskan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan industri. Yang dilakukan mulai dari penyusunan kurikulum dan sertifikasi kompetensi sesuai dengan standar Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Kemudian memperbesar peran DUDI dalam pembelajaran melalui guru atau dosen, ahli dari kalangan industri dan riset terapan berbasis kebutuhan nyata dan seterusnya.

“Jadi sekarang sentral pusat dari pada kurikulum dan pengajaran harus berfokus pada industri, dan peran industri harus ditingkatkan untuk menjadi pemilik konten daripada sekolah-sekolah vokasi kita,” jelas Nadiem Anwar Makarim saat Live YouTube dalam acara Apresiasi Pendidikan Vokasi kepada Dunia Usaha dan Dunia Industri, Senin (21/12)

Untuk mendorong pengembangan pendidikan vokasi, lanjut Mendikbud, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan super tax dèduction, itu insentif perpajakan yang diberikan oleh pemerintah bagi industri yang terlibat dalam melaksanakan berbagai macam program pendidikan vokasi.

“Kebijakan ini bertujuan memperluas kesempatan pendidikan vokasi untuk melakukan kerja sama dengan jauh lebih banyak industi,” ujarnya.

Hal ini sangat penting untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan vokasi. Melalui kebijakan ini pendidikan vokasi dapat memiliki kesempatan jauh lebih besar untuk memperoleh mitra dalam pengembangan kurikulum, meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran, serta kegiatan prakerja atau pemagangan.

“Super tax deduction diharapkan akan menjadi pendorong DUDI yang selama ini belum. Cukup terlibat dalam perkembangan pendidikan vokasi, untuk turut terlibat dan memberikan kontribusinya,” terangnya. (nya/69)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *