
JAKARTA, Suaramerdekajkt.com –– Pada akhirnya setiap orang akan pulang ke rumah. Pada akhirnya setiap orang menjadi religius dengan ukurannya masing-masing. Demikian halnya dengan Ronal Surapradja.
Setelah disibukkan dengan persoalan menegakkan dan mencari nafkah serta dinamikanya. Di masa pagebluk yang sangat menggebuk siapa saja itu. Ronal justru menemukan rejekinya. Dengan mengubah lelahnya menjadi “Lillah“.
Bermula dari kegemarannya memuliakan Gusti Allah, dengan berdandan serapi mungkin di setiap pergi ke Masjid, demi melunaskan sholat Jumat, dengan mengenakan rasukan bikinannya sendiri. Akhirnya rasukan yang dikenakan, dan diarancang sendiri, berbahan batik, lurik dan kain Nusantara, menghantarkan sebagai UMKM berlabel Lawlaka.
Ya. Rasukan rancangannya itu, yang diakenakan saat menghadap Gusti Allah. Ternyata mendapatkan sambutan positif publik setelah dia unggah di IG pribadinya. Dari situlah dia memulai berniaga secara online, hingga akhirnya Metro Departemen Store menggandengnya.
Di Metro Departemen Store, Plaza Senayan Jakarta, akhirnya Ronal dengan Lawlaka-nya giliran dimuliakan Gusti Allah. Tuhan memang bekerja dengan cara ajaibnya, kepada persona yang gemar memuliakan – Nya.

Brand Lawlaka, sepenceritaannya, dia ambil dari hadis qudsi, berbunyi “lawlaka, lawlaka, maa khalaqtu al-
aflaka” yang artinya ”Jika bukan karena engkau, jika bukan karena
engkau (wahai Muhammad), Aku tidak akan menciptakan ufuk (alam)
ini.”
“Lawlaka dari hadis Qudsi. Sebentuk pendalaman saya secara spiritual, dengan mencari kedamaian ke dalam, (diksi) itu saya ambil dari buku Annemarie Schimmel. Yang kemudian saya komunikasikan kepada pak Haidar Bagir dan Al Sastrouw Ngatawi. Kemudian dibilang konsep yang keren,” katanya saat merilis produk dan brand terkininya di Jakarta, Jumat(18/12/2020).
Dia melanjutkan, di masa pandemi ini, justru membuat sisi spiritualitasnya meningkat.
“Sederhananya, ini semua berangkat dari keisengan yang menjadi keseriusan. Dari iseng bikin celana sarung. Kalau sarung saya susah rapinya, kalau ke masjid. Lalu saya iseng ke pasar Mayestik. Ngejahit konsep pakaian saya sendiri. Dan saya pakai Jumatan, dan posting di Istagram, tanggapannya bagus. Maka jadilah produk ini. Ada kain batik, lurik se-nusantara. UMKM kain Nusantaralah,” imbuh dia.

Meski berangkat dari semangat religiusitas Islam, Ronal mendaku, pakaian rancangannya ini, tidak menyasar pasar tertentu. Karena tetap bisa dikenakan semua kalangan.
“Betapa Islam bisa bersatu dengan kebudayaan manapun. Ini bukan untuk kawan-kawan Muslim saja, tapi semuanya. Juga bisa untuk ke kantor. Dan dikenakan dayli,” katanya merujuk Lawlaka yang untuk sementara mempunyai 40 artikel/ model.
Ide Lawlaka, dia melanjutkan, pada dasarnya berangkat dari mencintai budaya Nusantara via produk kainnya.
Dan produk ini, katanya yang gemar budaya tutur itu, selaras dengan pemaknaannya dengan hadis lainnya, yang berbunyi; “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan“.
Meski indah, Ronal menjamin, produknya tetap dia jual dengan harga yang adil. Selaras dengan prisip berniaga orang Islam. “Boleh diadu dengan produk lainnya di sini (Metro), bersaing kok,” katanya.
Ronal berharap, dari produknya ini, yang menurutnya, sangat pantas digunakan saat bertemu Dia
yang Maha Memberi Segalanya, derajadnya sebagai manusia dan rejekinya sebagai pedagang, juga ikut terangkat.
Tercatat desain Lawlaka diproduksi secara limited, dalam artian bukan model artikelnya tapi motif batik,
lurik, atau tenunnya tidak diproduksi dalam jumlah banyak. Model
bisa sama tapi motif dan warna bisa berbeda. Selamat berniaga dengan adil Ronal Disko. Maksudnya Ronal Yang Gemar Memuliakan Gusti Allah. (Benny Benke -69).