IDI Bantah Tolak Vaksin Covid-19

JAKARTA,SuaraMerdekaJkt.Com-Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih membantah bahwa pihaknya menolak penggunaan vaksin Covid-19 sebagaimana yang ramai beredar di masyarakat saat ini. Daeng menegaskan sikap PB IDI yang memberikan dukungan terhadap pemerintah untuk melakukan vaksinasi dalam menanggulangi Covid-19 di Indonesia.

 

‘’Sikap PB IDI secara resmi telah disampaikan kepada Kementerian Kesehatan dan Presiden Joko Widodo. Dalam surat tersebut, kami memberi dukungan dan apresiasi lalu saran berupa pertimbangan dalam memilih vaksin Covid-19. PB IDI juga mendukung proses izin edar darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal yang sama juga dilakukan PB IDI saat rapat dengar pendapat bersama DPR, Kemenkes, maupun BPOM,’’ tutur Daeng.

 

Sebab, lanjut Daeng,  vaksinasi adalah hal yang sudah biasa dilakukan dalam upaya mengatasi berbagai penyakit selama ini. Vaksin bukan hal yang baru di dunia kedokteran,’’ ungkap Daeng kepada wartawan di kantor PB IDI kemarin.

 

Selain itu, kata Daeng, pihaknya telah membentuk Tim New Normal IDI. Tim tersebut dibentuk secara internal untuk menyosialisasikan pola hidup normal baru dan mengkampanyekan gerakan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). “Jadi selain kita kampanyekan 3M kami juga kampanyekan soal vaksinasi (Covid-19),” ujar Daeng.  Tim New Normal PB IDI telah berkampanye ke 8 propinsi di Indonesia untuk vaksinasi Covid-19 tersebut.

 

Dalam jumpa pers yang juga disiarkan langsung melalui kanal Youtube tersebut, Daeng bahkan menegaskan, IDI akan bersedia menjadi yang pertama untuk menerima suntikan vaksin Covid-19 tersebut.

 

‘’Masyarakat kita ini kan lebih mudah diajak kalau diberi contoh, tidak bisa hanya berupa ajakan atau himbauan saja, tetapi harus melalui contoh. Kami siap menjadi contoh mendapat suntikan pertama untuk vaksin Covid-19 nanti. Ini sebagai bentuk dukungan kami demi membangun kepercayaan public,’’ ungkap Daeng.

 

Ia justru mengaku sangat bersyukur, bila mendapat kesempatan pertama memperoleh suntikan vaksin Covid-19 nantinya, sebab dokter adalah kalangan yang juga sangat rentan tertular virus tersebut.

 

‘’Sebagai Ketua IDI, saya bersedia nanti bersama-sama tokoh masyarakat yang lain mendapat suntikan pertama. Agar masyarakat yakin dan percaya, bahwa vaksin ini memang sangat penting untuk dilakukan,’’ katanya.

 

Sebelumnya, dikutip dari pemberitaan Tribunnews.com, beredar narasi di media di sosial bahwa PB IDI menolak Vaksin Covid-19 Sinovac dari China.

 

‘’Vaksin Covid-19 yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat Indonesia sudah melalui serangkaian uji yang cukup panjang, oleh BPOM. Apabila BPOM telah mengeluarkan ijin darurat, maka IDI akan segera mendukung pemerintah dalam melakukan vaksinasi tersebut,’’ katanya.

 

Menjawab pertanyaan SuaraMerdekaJkt.Com, Daeng mengemukakan, PB IDI dapat memahami tindakan yang dilakukan pemerintah, dengan mengimpor vaksin Covid-19 sementara EUA (Emergency Use Authority) atau Ijin Edar Darurat belum dikeluarkan oleh BPOM. Menurut Daeng, saat ini tidak kurang dari 215 negara di dunia sedang memperebutkan vaksin tersebut, karena itu ia memahami bila pemerintah melakukan pre order agar bisa mendapatkan vaksin yang dibutuhkan.

 

‘’Khawatirnya, kalau tidak melakukan pre order, maka Indonesia tidak akan kebagian vaksin,’’ katanya.

Sejauh ini, hasil uji klinis tahap 3 yang dilakukan oleh BPOM menunjukkan hasil yang baik. Yakni efek samping minimal, berupa demam selama 2 hari dan rasa nyeri di lokasi yang disuntik. Sejauh ini tidak ditemukan reaksi alergi, kejadian yang berakibat fatal.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *