
Jakarta, Suaramerdekajkt.com – Kemajuan teknologi di Indonesia selama ini masih bergantung pada hasil impor, seperti alat-alat pertanian, kesehatan dan komunikasi. Tentunya hal tersebut, tidak dapat berlangsung secara terus menerus sebab penting bagi Indonesia untuk membangun kedaulatan negeri dalam bidang teknologi, ilmu pengetahuan, serta reka cipta.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menghadirkan Kedaireka sebagai tempat mengembangkan rekayasa cipta hasil karya dan gagasan anak bangsa seraya mempertemukan dunia industri dengan perguruan tinggi (triple helix).
“Kedai ini merupakan simbol demokrasi, semua lapisan bisa masuk ke kedai, berbincang bersama tentang masalah dan solusinya. Perguruan tinggi itu banyak reka cipta dan penelitiannya, tapi biasanya terhenti di publikasi saja, seharusnya lebih dari itu,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, Nizam.
Nizam menilai selama ini pihak industri tidak memiliki tempat untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapinya, sehingga industri lebih memilih untuk berkonsultasi dan menggunakan teknologi dari luar negeri.
Untuk mengakselerasi hal ini, pemerintah telah menyiapkan berbagai bentuk insentif untuk mendukung kerja sama dunia industri dengan perguruan tinggi.
“Pemerintah juga akan mendampingi pendanaan, jadi setiap rupiah yang dikeluarkan oleh industri, pemerintah akan mendampingi dengan rupiah yang sama. Terutama jika berdampak pada masyarakat luas, pemerintah akan mendampingi tiga kali lipat,” tuturnya.
Menurutnya, hal ini tidak hanya bertujuan untuk menghilirkan inovasi atau reka cipta perguruan tinggi ke industri saja, melainkan juga untuk memberikan dampak kepada masyarakat luas dan melibatkan mahasiswa agar menjadi lebih kompeten dalam dunia kerjanya nanti.
“Saya berharap Kedaireka dapat melahirkan usaha rintisan (startup) baru dengan target pasar yang lebih potensial untuk dibidik,” imbuhnya. (nya/69)