
Jakarta, Suaramerdekajkt.com – Inovator Reka Cipta sekaligus ketua Pusat Unggulan IPTEK Perguruan Tinggi untuk Advance Intelligent Communications Telkom University, Khoirul Anwar menyampaikan bahwa reka cipta didukung oleh pemerintah, yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan industri mendapatkan link dari pemerintah dan dibantu oleh media.
Saat ini, lanjut Anwar, Indonesia kehilangan link dimana industri berjalan sendiri, begitu juga dengan ilmuwan dan akademisi, sehingga ada link yang terputus.
“Kedaireka menjadi jembatan antara industri dan ilmuwan atau akademisi yang ada di perguruan tinggi, sehingga inovasi-inovasi yang diciptakan di perguruan tinggi bisa masuk ke dunia industri yang menjadikan ilmuwan, akademisi, industri, dan pemerintah bahagia. Dengan adanya Kedaireka, link yang tadinya tidak ada, kini menjadi ada,” kata Anwar.
Ia juga menjelaskan bahwa Kedaireka bergerak karena ada suatu permasalahan sehingga kehadirannya merupakan upaya untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu, masalah yang muncul merupakan masalah-masalah teknis yang datang dari dunia industri.
Sementara itu, ilmuwan atau akademisi berusaha untuk memecahkan masalah, sehingga hal ini menunjukkan terdapatnya link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
“Terdapat empat poin yang ada di reka cipta yaitu masalah, simple, signifikan dan tidak terpikirkan. Semakin simple suatu inovasi dan memiliki dampak yang signifikan, hal tersebut merupakan inovasi atau reka cipta yang excellent,” jelasnya.
Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti, Ade Kadarisman menyampaikan Kedaireka merupakan bagian dari sinergi seluruh komponen untuk membangun ekosistem reka cipta di Indonesia agar reka cipta, inovasi, dan karya anak bangsa dapat menjadi jembatan manfaat bagi seluruh masyarakat.
“Diharapkan seluruh pihak dapat bersama-sama mewujudkan ekosistem reka cipta di Indonesia dengan sebaik-baiknya melalui Kedaireka sebagai ekosistem reka cipta anak negeri dengan semangat gotong royong juga Kampus Merdeka,” harap Ade. (nya/69)