Mengenal Lebih dalam Tentang Teknologi Block Chain Pada Model Bisnis Blue Korintji Coffee


Jakarta, Suara Merdeka.Com.-, berawal dari 5 tahun lalu, Budi Satria Isman mendirikan sebuah start-up food and beverage yang bertujuan membantu kawan-kawan mengembangkan kopi lokal Indonesia pertama yang menggunakan teknologi Block Chain untuk proses traceability dan transparency. Lantas, apa itu Block Chain?
Block Chain merupakan serangkaian catatan data yang dikelola oleh sekelompok komputer yang tidak dimiliki satu entitas. Masing-masing blok data ini (yaitu blok) diamankan dan diikat satu sama lain menggunakan prinsip kriptografi.
Jadi, apa istimewanya teknologi Block Chain dan mengapa opini yang mengatakan bahwa Block Chain memiliki potensi untuk mengganggu industri?
Jaringan Block Chain tidak memiliki pusat – ini adalah definisi utama dari sistem demokratisasi. Karena ini adalah catatan buku besar yang dibagikan dan tidak berubah, informasi di dalamnya terbuka untuk siapa saja yang melihatnya. Oleh karena itu, apapun yang dibangun di Block Chain pada dasarnya transparan dan semua orang terlibat bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Dengan demikian, Block Chain merupakan sebuah konsep teknologi yang berguna untuk menjaga asal usul dan keaslian suatu industri bisa terdata dan terjamin.
“Block Chain ini adalah masa depan, tapi belum terlalu banyak orang-orang yang paham Block Chain dan mengerti bagaimana menggunakan atau memprogram Block Chain. Oleh karena itu, Emurgo bekerjasama dengan universitas yang ada di Indonesia dalam mengembangkan konsep Block Chain tersebut,” tutur Budi Isman, Founder Blue Korintji Coffee.
Dalam Press Conference yang diselenggarakan pada Senin, 1 Desember 2020 secara virtual Budi Satria Isman dan Shunsuke Murasaki menjelaskan dampak dan manfaat teknologi Block Chain dalam mengembangkan industri kopi Indonesia.
Kolaborasi Blue Coffee Korintji dengan Emurgo Dalam Menjaga Keaslian Produksi Kopi Asli Indonesia
Dalam menerapkan Block Chain sebagai usaha kopi pertama Blue Coffee Korintji memiliki nilai tambah dalam keterlibatannya mengontrol mata rantai pasok kopi kerinci. Sehingga, mampu memberikan keuntungan dalam kepercayaan kepada konsumen dari luar negeri maupun petani yang menanam kopi.
“Pilot projek pertama kita (Emurgo dan Blue Korintji Coffee), yakni bekerjasama dengan salah satu kelompok tani Alam Korintji (ALKO) dalam bentuk pembinaan kepada petani, selain itu kami sudah melakukan kerjasama di Kintamani Bali sudah mulai memakai Block Chain teknologi,” jelas Shunsuke Murasaki, CEO Emurgo
Manfaat besarpun Emurgo yakini akan dirasakan oleh petani-petani Indonesia, sebab melalui konsep Block Chain ini, setiap kopi yang di produksi memiliki transparansi dan asal usul yang jelas sehingga memberikan dampak besar dalam harga jual ekspor.
“Kedepannya keterbukaan akan keaslian produk menjadi sebuah tren di kalangan masyarakat di seluruh dunia. Jadi, apabila Indonesia tidak memulai saat ini, kemungkinan akan sulit bersaing di pasar global,” tegas Shunsuke.
Oleh sebab itu, salah satu visi dan misi Emurgo dalam meningkatkan industri kopi di Indonesia adalah meningkatkan kredibilitas dan transparansi suatu produk kopi dalam menjaga industri yang berkelanjutan.
Dengan mengusung value “preserving nature and empowering community”, Blue Korintji Coffee memberikan model yang bukan hanya sekedar mencari keuntungan namun memberikan dampak terhadap lingkungan, sosial khususnya pemberdayaan kepada petani-petani lokal di Indonesia.(bn/69)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *