JAKARTA, Suara Merdeka.com: Ahli IT atau digital forensik Udinus Semarang, Solichul Huda menilai artis Gisella Anastasia belum tentu merupakan pelaku video asusila yang telah beredar luas mengingat polisi belum melakukan pembuktian yang sahih.
“Harus dikuatkan dengan berbagai alat bukti, sebab metode deteksi kemiripan wajah tidak dapat memiliki kemiripan di atas 95 %. Masyarakat juga jangan menuduh seseorang kalau belum terbukti dengan alat bukti yang cukup,” tuturnya hari ini, Rabu (25/11).
Pria yang kerap menjadi saksi ahli digital forensik tersebut mengapresiasi keputusan penyidik untuk berhati-hati dalam memutuskan siapa pelaku dalam adegan mesum di video tersebut dan yang memproduksinya.
“Sejauh yang saya tahu, software terbaru untuk mendeteksi kemiripan wajah dalam foto hanya untuk “face recognition”. Aplikasi ini dipergunakan untuk membandingkan antar foto wajah seseorang. Kelemahan aplikasi ini, tidak dapat mengidentifikasi wajah sampai tingkat kesamaan di atas 95 %,” paparnya.
Hal ini, lanjutnya disebabkan karena kondisi wajah dipengaruhi umur, faktor psikologis, posisi wajah, lamanya jarak foto yang diidentifikasi dengan foto yang ada. Hanya saja, video yang beredar sepertinya sudah lebih dari satu tahun.
Untuk itu menurut Solichul Huda dibutuhkan pengakuan saksi tersebut, hanya saja ketika saksi mengelak maka penyidik harus kerja ekstra keras untuk mengungkap siapa perempuan dalam video tersebut.
Menurut dia ada beberapa metode yang bisa dilakukan oleh penyidik untuk mengidentifikasi pelaku dalam adegan tersebut. Pertama, penyidik mencari video atau foto perempuan yang diduga dalam video tersebut. Kemudian, penyidik menganalisis video yang beredar, dan melakukan “frame cutting” yaitu memotong frame yang menunjukkan wajah yang terlihat sempurna untuk kemudian dilakukan face recognition.
Tahap berikutnya, Penyidik menginvestigasi data dari pelaku NM, dan memintai keterangan video yang di “Re take”nya sebagai verifikasi data digital yang tersimpan di dalam file video tersebut. “Tentu saja, untuk menemukan barang bukti asal video tersebut perlu kerja ekstra keras.”
Selain itu, lanjutnya, dalam pembuktian kasus ini tetap dibutuhkan keterangan saksi lain misalnya orang terdekat yang mengetahui lingkungan kamar tempat dilakukan adegan asusila sehingga dapat menentukan siapa pelaku sebenarnya.
“Hanya saja kasus ini akan menjadi kabur, jika pelaku yang diduga mirip tidak mengakui dan tidak ada saksi yang mengetahui kondisi kamar atau tanda lain yang ada dalam video tersebut,” papar Solichul Huda.(ap/69)