
JAKARTA,SuaraMerdekaJkt.Com – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Didi Ruswandi menceritakan sebuah pengalaman berharga saat dirinya kali pertama terpapar Covid-19, dalam diskusi virtual Upaya Meningkatkan Imunitas di Tengah Pandemi Covid-19 yang digelar Jurnalis Peduli Kesehatan Masyarakat (JPKM), Kamis (12/11/2020).
“Pada awal pandemi Covid-19, kami memang dilema. Saat itu, puncak musim hujan, DPU sedang sibuk menangani bencana hidrometereologi sehingga tidak mungkin work from home (WFH). Bahkan pada puncak musim hujan, DPU aktif menghijaukan lahan kritis di kawasan hulu sungai. Kami memang tak menghentikan aktivitas lapangan hanya membatasi jumlah personel saja,” ujar Didi.
Didi mengaku, dirinya hanya menjalankan tugas pekerjaan lapangan. “Terus terang, saya jarang mendatangi tempat keramaian,” jelas Didi.
Namun, pada 1 September 2020, menurut Didi, ada kebijakan bagi 50 orang setiap organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menjalani swab test.
“Dari 50 orang yang dites, delapan orang positif. Tapi pemberitahuannya sangat terlambat. Hasil laboratorium baru kelar satu pekan kemudian. Delapan orang tersebut OTG. Kami langsung isolasi mandiri,” ujar Didi.
Setelah mengetahui kabar itu, Didi segera mengosongkan garasi untuk aktivitas selama isolasi mandiri. “Saya ingin meminimalisir kontak dengan keluarga. Saya tidur di garasi. Peralatan makan minum dipisahkan. Bahkan, mencuci gelas piring di tempat berbeda. Saya mencuci sendiri. Kami melakukan isolasi ketat,” kata dia.
Setelah tiga hari menjalani isolasi mandiri, Didi mengatakan, pihak keluarga melakukan swab test. “Namun, hasil laboratorium baru diterima sembilan hari kemudian. Dari empat orang, tiga penghuni rumah selain saya juga terpapar,” jelas Didi.
Selama menjalani isolasi mandiri di rumah, Didi dan keluarga melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan imunitas. “Kami berolahraga, membaca buku, bermain media sosial, menulis. Kami juga banyak mengonsumsi buah-buahan, suplemen dan multivitamin. Makanan dikirim hanya sampai lokasi teras rumah saja,” jelas dia.
Satu hal penting, kata Didi, setelah mengetahui terpapar Covid-19 adalah bersikap tenang dan tidak panik.
“Kami berusaha mencari tahu tahapan-tahapan gejala terkena Covid-19. Ternyata indikasi tersebut tidak ada pada saya dan keluarga. Sisi terberat bagi kami justru tingkat ketakutan warga yang bahkan sekedar lewat ke depan rumah pun sambil berlari,” cerita Didi.(*)
Kampanye JPKM
Sementara itu, Ketua JPKM, Irwen Azhari mengatakan, JPKM terpicu untuk melakukan kampanye cara meningkatkan imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19.
“Sebab, selama ini yang sering diinformasikan hanya menerapkan perilaku disiplin protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Tapi, ada satu yang terlupa yaitu meningkatkan imunitas tubuh yang wajib dilakukan oleh masyarakat,” tegas Irwen.
Selain melakukan kampanye meningkatkan imunitas tubuh, Irwen mengatakan JPKM akan melakukan acara donasi dan edukasi bertajuk Upaya Meningkatkan Imunitas di Tengah Pandemi Covid-19 di Jalan Angsana II No 278 RT 10 RW 06, Depok 2 Tengah, Sukmajaya, Kecamatan Mekarjaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (15/11/2020), pukul 10.00-12.00 WIB.
Alasan JPKM melakukan donasi dan edukasi di Depok, kata Irwen, kasus pertama Covid-19 muncul di Indonesia berawal di Depok.
“Di sana, JPKM akan memberikan bantuan kepada ibu-ibu. Sebab, ibu adalah garda terdepan di keluarga yang memberikan kekuatan kepada generasi mendatang. Selain memberikan kasih sayang kepada keluarga, seorang ibu juga akan menyebarkan informasi terbaik kepada keluarga,” tutur Irwen. (*)