Oleh Garin Nugroho.
JAKARTA, Suaramerdekajkt.com —
Proses seleksi Film Indonesia untuk Oscar ke 93 berlangsung di tengah situasi krisis kemanusiaan terbesar yang dialami seluruh dunia di berbagai bidang kehidupan, yakni pandemi Covid.
Oleh karena itu ,proses seleksi ditandai oleh beberapa kenyataan dampak krisis pandemi : Pertama , jumlah film yang diseleksi berjumlah 59, berarti 50 persen menurun dibanding jumlah film Indonesia 2019 yakni 140 film.
Kedua, situasi pandemi dengan ditutupnya bioskop, menjadikan beberapa film yang telah diproduksi belum sempat diedarkan di bioskop yang menjadi salah satu syarat dalam menilai sebuah film.
Komite Seleksi Indonesia untuk Oscar tetap menjalankan fungsi di tengah pandemi, mengingat kebangkitan film dunia dan Indonesia dalam hubungan timbal balik, mengingat Oscar adalah salah satu arsitek terbesar sinema dunia.
Partisipasi Indonesia menunjukkan upaya bersama membangkitkan dunia perfilman.
Pada sisi lain, proses seleksi film Indonesia untuk Oscar justru juga berada pada salah satu puncak emas film Indonesia.
Perlu dicatat, pasca reformasi hanya lahir beberpa film kemudian melonjak di tahun 2019 menjadi 140 film dengan sekitar 50 juta penonton.
Proses seleksi ini menjadi bagian dari upaya kita bersama di masa transisi dari masa puncak, guna masa pandemi tidaklah menjadi kemunduran besar sinema Indonesia, namun menjadi semangat agar era pandemi menjadi masa transisi untuk menumbuhkan
kembali perlahan masa Emas yang baru dilalui.
Proses penetapan Film Pilihan yang akan mewakili Indonesia untuk Oscar ke 93 dilalui dengan proses diskusi yang sangat alot dan penuh beragam pandangan.
Namun semangat kebersamaan, diskusi, tukar menukar pikiran dan cara pandang sekaligus aklamasi menjadi gabungan dalam cara memutuskan.
Selamat untuk wakil Indonesia di Oscar ke 93. Semangat atas kebersamaan terus menghidupkan sinema Indonesia di negeri sendiri dan dunia.
Terimakasih kerja keras dan kerjasama seluruh anggota komite dan panitia pelaksana.
Salam Hormat .
Komite Seleksi Oscar Indonesia
Garin Nugroho
Ketua. (Bb-69)